Thursday, August 27, 2015

TAMU ALLAH, DIUNDANGKAH?

Menjadi tamu Allah, menginjakkan kaki, sholat, berdo'a di tanah suci merupakan Rahmat yang sangat besar bagi umat manusia. Kerinduan untuk melihat, menyentuh atau hanya sekedar membayangkan saja berada di hadapan Ka'bah, airmata berlinang, seluruh denyut nadi dan aliran darah seolah bergerak dan terpusat hanya kepada Allah. Beruntunglah orang yang dianugrahi perasaan cinta. Cinta yang suci untuk Allah. Karena tanpa anugrah tersebut, tidaklah seseorang dapat merasakan nikmatnya cinta walaupun ia berada di posisi terdepan Ka'bah, walaupun ia berstatus Islam, walaupun ia berstatus Haji. 

Hampir semua umat muslim menginginkan, merindukan, memimpikan undangan Allah untuk datang ke Rumah-NYA.  Miris, bahkan tidak sedikit pula orang yang tidak peduli dengan hal itu.

Wahai manusia Allah, Takutlah kamu kepada Allah disaat engkau bangga terhadap status Haji mu sehingga engkau pun marah apabila orang tidak memanggilmu dengan sebutan Pak Haji atau Bu Haji. Wahai manusia Allah, takutlah kamu kepada Allah disaat engkau menyakiti perasaan orang lain, mendhalimi orang lain padahal kamu tidak berhak menyakiti mereka. Takutlah kamu akan perbuatan dosa mu. Jangan banggakan status Hajimu, karena mungkin saja kamu itu bukan manusia yang diundang Allah saat kamu ke sana. Tetapi kamu hanya mampu membayar puluhan juta dan berangkat ke sana berpuluh-puluh kali disaat orang lain hingga diujung umurnya dia belum juga dapat mewujudkan mimpi untuk melaksanakan ibadah Haji sampai tulangnya berkarat tapi cintanya kepada Allah semakin tulus. Lihatlah dirimu. Engkau hanya manusia bodoh dan lalai tetapi berbangga diri akan hartamu. Kamu tak lebih hanyalah tamu yang tak diundang.

Seluruh amal kita selama hidup, tidaklah cukup untuk membalas nikmatnya meneguk air dengan tangan kita. Tidaklah cukup menggantikan nikmatnya berjalan dengan kedua kaki kita. Tidaklah cukup membayar nikmatnya melihat dengan mata kita walaupun sebiji mata. Tetapi cinta Allah kepada kita, diberikan kita Mata, tangan, kaki, makanan, minuman, dan segala yang kita butuh, Bahkan diberikan kita undangan untuk mengunjungi rumah Nya dalam keadaan sehat maupun sakit. Kaya atau miskin. 

Maka datanglah, penuhi undangan Allah. Semoga kita semua menjadi tamu Allah, Tamu yang diundang oleh Allah, datang membawa cinta untuk Allah. Sehingga saat kita pulang, telah gugur kewajiban kita, dan berilah kesempatan untuk orang lain merasakan apa yang kita rasakan. Sebarkan kebaikan di muka bumi. Lepaskan diri kita dari kutukan kesombongan dan keangkuhan serta sifat berbangga diri. Semoga menjadi Haji yang Mabrur. Aamiin Ya Rabbal Al aamiin.

No comments:

Post a Comment